Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Bidang Pertanian
Peran Teknologi Informasi dalam Pertanian
Nama : Desi Riantika br Gurusinga
NIM : 220301175
https://retizen.republika.co.id/posts/79093/peran-teknologi-informasi-dalam-komunitas-pertanian
Pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian banyak negara, terutama di Indonesia. Untuk menjamin ketahanan pangan, perlu dilakukan perubahan cara produksi dan penyimpanan. Pertanian tradisional perlu diperbaharui dengan metode pertanian yang lebih cerdas.
Kuatnya perkembangan teknologi informasi (TI) telah sangat mempengaruhi semua bidang kehidupan, termasuk pertanian, yang dianggap sebagai sektor ekonomi strategis di banyak negara. Pertanian tradisional sangat dipengaruhi oleh kondisi objektif lingkungan produksi seperti suhu, kelembaban, kualitas udara, sumber air dan kondisi alam lainnya. Output pertanian tradisional saat ini rendah, kualitas produk pertanian tidak tinggi, terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus meningkat, sehingga menyebabkan penurunan nilai ekspor dan nilai surplus yang rendah.
Pertanian tradisional secara bertahap telah digantikan oleh pertanian yang lebih modern, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diterapkan untuk meningkatkan output dan kualitas.
Peran TI didalam komunitas pertanian secara bertahap menjadi penting. Aplikasi TI pertanian telah menjadi lebih akrab dan telah membawa efek yang luar biasa. Dalam dekade terakhir, pertanian modern secara bertahap beralih ke pertanian cerdas di mana industri mekanik dan listrik yang dikombinasikan dengan teknologi informasi menciptakan lompatan produksi, yaitu peningkatan produktivitas, kualitas, keamanan, dan perhatian khusus pada faktor lingkungan.Penerapan TI dalam komunitas pertanian cerdas sering dibagi menjadi tiga tipe dasar:
Pertama, aplikasi manajemen dikembangkan untuk mendukung proses produksi pertanian dengan membangun jaringan pertukaran informasi antar pihak terkait produksi dan distribusi produk pertanian;
Kedua, sistem pemantauan, parameter pemantauan yang terkait dengan proses lingkungan, optimalisasi produksi produk pertanian. Sistem ini menggunakan sejumlah besar jaringan sensor yang berbeda untuk memperoleh informasi tentang parameter lingkungan seperti kelembaban tanah, suhu dan kualitas udara dari media budidaya;
Ketiga, sistem untuk mendukung produksi pertanian yang presisi. Sistem ini memungkinkan produsen untuk memantau tanaman pada setiap tahap pertumbuhan dan membuat rekomendasi yang disesuaikan dengan setiap tahap dan spesies.
Sistem pemantauan lingkungan menggunakan jaringan sensor saat ini mendapat banyak perhatian dari berbagai peneliti. Jaringan sensor terdiri dari sejumlah besar node sensor berbiaya rendah dan kecil. Node sensor terhubung satu sama lain melalui transmisi nirkabel.
Penggunaan jaringan sensor dalam pemantauan lingkungan komunitas pertanian membawa keuntungan sebagai berikut:
- Tidak perlu menggunakan kabel penghubung
- Intervensi anak Penerapan teknologi informasi dalam pertanian pintar
- Satu node sensor digunakan untuk memperoleh informasi dalam pertanian pintar
- Node sensor dirancang dengan padat, sehingga data yang diterima berkualitas tinggi;
- Node sensor mampu menerima sendiri, memproses, dan berinteraksi dengan node sensor lain, sehingga cocok untuk pemantauan otomatis
Pendekatan lain dari pertanian cerdas adalah pertanian presisi, yang dianggap sebagai komponen kunci dalam revolusi industri 4.0 Pertanian presisi, juga dikenal sebagai pertanian satelit adalah konsepnya.
Manajemen pertanian didasarkan pada pengamatan, pengukuran, dan penyesuaian parameter secara langsung dan tidak langsung ke proses bertani. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pertanian adalah dengan menerapkan pola pertanian modern atau dikenal sebagai pertanian presisi. Dalam kegiatan pertanian presisi salah satu kegiatannya adalah melakukan pemantauan dan analisa kondisi tanah dengan menggunakan teknologi sensor sebelum dilakukan kegiatan pengelolaan lahan.
Kecanggihan teknologi adalah suatu keharusan yang tidak terbendung dan selalu berinovasi di semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor pertanian. Banyak inovasi yang terbaru muncul untuk membantu mempermudah pekerjaan. Salah satu kemajuan teknologi di bidang pertanian adalah penggunaan sensor. Sensor yang telah banyak digunakan dan berguna di dunia pertanian.
Cara kerjanya sederhana. Menancapkan sejumlah sensor yang bersifat water proof ke dalam medium tanah, sehingga bisa terdeteksi kondisi tanah, kelembapan, kadar air, hingga serapan pupuk pada sebuah tanaman. Sensor digunakan untuk mendeteksi semua yang ada di tanah. Selanjutnya dengan mengetahui status hara di dalam tanah, bisa digunakan untuk mengaplikasikan pertanian presisi.
Sensor membantu mengoptimalkan pemanfaatan air dan memaksimalkan panen. Digunakan untuk menentukan kesehatan tanaman termasuk Trimble GreenSeeker, Topcon CropSpec, dan Opt-Rx Ag Leader. Sistem cerdas mengukur cahaya pantulan dari tanaman yang diterjemahkan ke dalam tingkat nitrogen. Kendali elektronik yang terhubung ke sensor kemudian sinyal sistem aplikasi bertujuan untuk menerapkan jumlah nitrogen yang benar untuk kebutuhan tanaman.
Teknologi sensor juga tersedia untuk mengukur fitur tanah seperti konduktivitas tanah listrik, elevasi tanah, kandungan bahan organik dan bahkan pH. Sebagai contoh, Veris Technologies, Geonics dan Dualem semua membuat berbagai jenis sensor tanah.
Model pertanian presisi dikaitkan dengan teknologi modern penginderaan jauh, penentuan posisi global, dan internet of things. Pertanian presisi dimulai dengan pengumpulan dan analisis data, penginderaan jauh, foto udara, dan informasi prakiraan cuaca untuk membuat prediksi panen.
Selanjutnya, informasi yang relevan akan didigitalkan, dimodelkan dan disimulasikan pada komputer untuk membantu dalam membuat keputusan yang akurat tentang jadwal pertanian produk pertanian.
Berikut beberapa contoh Sensor Pada Bidang Pertanian
1. Penggunaan sensor RGB untuk mendeteksi kematangan buah.
2. Penggunaan sensor suhu LM 35 untuk mengontrol ON/OFF blower pada alat pengering.
3. Penggunaan sensor DHT22 untuk mendeteksi kelengasan tanah.
4. Penggunaan sensor Water Level Data Logger-U20-001-04 untuk mendeteksi ketinggian dan tekanan air.
5. Penggunaan sensor PIR, PING dan DHT11 untuk mendeteksi hama wereng
dll
Berikut adalah salah satu contoh dari sensor
Soil Moisture Sensor (Sensor Kelembaban Tanah atau Hygrometer) biasanya digunakan untuk mendeteksi kelembaban tanah. Modul soil moisture sensor FC-28 terdiri dari dua bagian, yaitu bagian probe dan bagian pengkondisi sinyal.
Berikut ini adalah bentuk fisik dua bagian dari Soil Moisture Sensor (Sensor Kelembaban Tanah atau Hygrometer) :
Modul sensor ini sudah dilengkapi dengan trimpot atau sejenis potensiometer yang berguna untuk mengatur sensitivitas sensor dan treshold pada pin Digital Output-nya (DO).
Untuk melakukan pengukuran kelembaban tanah, probe pada sensor ini dimasukkan ke dalam tanah. Probe ini bertindak sebagai variable resistance. Output tegangan dari modul sensor ini tergantung dari kandungan air dalam tanah. Ketika air semakin sedikit, maka output dari modul sensor ini akan semakin meningkat. Begitu pula sebaliknya, ketika kandungan air di dalam tanah semakin banyak, maka output tegangan dari sensor akan semakin menurun.
Untuk tutorial pemakaian bisa dilihat dari link ini.
Cara Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah untuk Menjaga Tanaman Anda Tetap Hidup (ichi.pro)
Menurut saya penggunaan sensor dalam sektor pertanian sangat bagus demi menunjang pertanian Indonesia yang lebih baik lagi dan menuju pertanian Indonesia yang modern dan maju. Oleh karna itu penting juga agar dilakukan pengenalan dan pemahaman kepada para petani terkait teknologi tersebut. Demikian dari saya.Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar